Ketahui Apa Saja Penyebab Haid Tidak Lancar

Bagi wanita, jadwal periode haid atau menstruasi menjadi satu hal penting yang harus diperhatikan. Bukan hanya masalah haid tidak lancar atau tidak teratur, setiap perubahan yang terjadi bisa menggambarkan kondisi kesehatan tubuh, sehingga harus benar-benar memahami.

Umumnya periode haid setiap 25 sampai 35 hari setelah haid sebelumnya berjalan, tidak terpatok 30 hari. Bila setiap bulannya rutinitas tersebut tidak berjalan normal, berarti ada penyebab haid tidak lancar atau pemicu yang membuatnya terganggu. Hal ini pun akan menjadi serius karena bisa berupa gejala penyakit kronis.

Mengapa Haid Tidak Lancar dan Apa Penyebabnya?

Selain kesehatan fisik, kesehatan mental pun bisa berperan penting terhadap lancarnya menstruasi setiap bulan. Berikut beberapa penyebab haid keluar tidak teratur.

  1. Gejala PCOS

Sedang bingung karena tidak haid hingga lebih dari 2 bulan, tapi tidak dalam program hamil? Bisa saja gangguan periode tersebut merupakan gejala PCOS. Apa itu PCOS? Sindrom Ovarium Polikistik umum memicu ketidaknormalan siklus menstruasi.

Sindrom ini dipicu oleh kelainan hormon, serta kelainan sistem metabolisme. Wanita yang menderita PCOS di dunia sendiri sangat banyak dengan kondisi berbeda-beda.

  1. Gangguan Tiroid

Tidak lancarnya menstruasi bulanan bisa juga disebabkan gangguan pada tiroid. Tiroid merupakan kelenjar dalam tubuh yang memiliki peran penting dalam sistem metabolisme. Bukan hanya gangguan pada siklus haid, gangguan tiroid biasanya menimbulkan gejala lain yang sangat mengganggu.

Mulai dari kerontokan rambut, kenaikan berat badan drastis, munculnya jerawat dalam jumlah banyak, kulit kering, tubuh yang mudah lelah, dan keluarnya darah haid yang sangat banyak tidak seperti biasanya.

  1. Perubahan Hormon

Perubahan hormon menjadi salah satu alasan haid tidak teratur dan dialami banyak wanita. Dua di antaranya ada hormon estrogen progesteron yang memiliki peran penting dalam kelancaran berjalannya siklus haid.

Terdapat banyak faktor yang memicu perubahan hormon, seperti alami stress, kondisi mental yang tidak stabil, kelelahan, obesitas, dan terlalu kurus. Perubahan hormon ini lebih banyak dialami oleh wanita yang memasuki usia remaja hingga dewasa muda.

  1. Pemakaian KB

Menstruasi tidak teratur sering pula dialami wanita yang baru memasang alat KB. Pemakaian alat KB memicu keluarnya flek atau darah menstruasi yang lebih banyak dari biasanya hingga berhari-hari.

Konsultasi dengan dokter terkait untuk menghindari kondisi lebih parah atau kondisi tidak normal. Terkadang alat KB yang dipasangkan bisa saja kurang tepat atau salah, sehingga menyebabkan keluarnya flek terus-menerus.

  1. Pola Hidup Tidak Sehat

Terbiasa begadang, malas bergerak aktif, dan konsumsi asupan tidak sehat pun sangat memungkinkan membuat periode mens tidak normal. Mengkonsumsi rokok, alkohol, serta kafein secara berlebihan juga menjadi pola hidup tidak sehat.

  1. Gejala Kista

Penyebab selanjutnya yaitu adanya kista di area rahim. Menstruasi tidak lancar karena tumbuhnya kista ini bisa menurunkan kesuburan dan menghambat program kehamilan. Untuk hilangkan kista dibutuhkan rangkaian pengobatan, maupun operasi.

  1. Menderita Penyakit Kronis

Penyakit kronis seperti kanker rahim, atau jenis penyakit lain yang mengganggu sistem metabolisme tubuh dan hormon menjadi penyebab lainnya. Contoh lain adalah penyakit diabetes yang mana membuat gula darah tidak normal, sehingga mengganggu kerja hormon.

Mengatasi haid tidak lancar bisa dengan cara alami seperti konsumsi asupan bernutrisi dan jalani pola hidup sehat. Pada beberapa kasus, mens yang tidak teratur butuh penanganan dari dokter spesialis. Termasuk terapi hormon dan konsumsi obat-obatan khusus.

Wajah Jerawatan, Amankah Pil KB Untuk Jerawat?

Jerawat merupakan kondisi wajar yang bisa dialami oleh siapa saja. Masalah ini bisa diatasi dengan berbagai cara seperti penggunaan skincare yang sering dijadikan solusi. Namun, tahukah kamu jika pil KB juga bisa mengatasi jerawat?

Ternyata pil KB juga bisa menyembuhkan jerawat, loh. Lantas, bagaimana cara penggunaan pil KB untuk jerawat? Baca ulasan di bawah ini untuk tahu metode yang benar penggunaan pil KB.

Mitos dan fakta pil KB untuk jerawat

Pil KB sering digunakan sebagai metode kontrasepsi hormonal dan bisa mengatasi beberapa masalah kesehatan seperti PCOS, nyeri perut haid, dan endometriosis. 

Meski pil KB dikenal memiliki banyak manfaat, namun banyak orang yang mengira bahwa pil KB bisa menimbulkan jerawat. Padahal, pil KB justru membantu menghilangkan jerawat. Beberapa manfaat lainnya yaitu:

  • Mengurangi efek peradangan
  • Mengurangi flare-ups
  • Mengurangi tingkat keparahan jerawat

Faktanya, jerawat disebabkan oleh produksi minyak dan sebum yang berlebihan sehingga menyumbat pori-pori bersama kotoran dan sel kulit mati yang memicu munculnya jerawat. Selain itu, terdapat beberapa pemicu jerawat lainnya yaitu pemakaian make-up yang tidak cocok, efek samping penggunaan obat, dan perubahan hormonal karena pubertas. 

Kondisi jerawat dengan pil KB

Menurut studi, terapi hormonal bisa dilakukan oleh wanita yang memiliki jerawat parah pada area leher, wajah, dada, dan rahang apabila metode lain tidak berhasil dilakukan seperti pemberian antibiotik topikal.

Terapi hormonal dengan tambahan pil KB bisa mengurangi jerawat jika memiliki kelainan kadar hormon androgen yang tinggi sehingga memicu produksi sebum dan pertumbuhan sel kulit sekaligus folikel rambut.

Pil KB yang dianjurkan digunakan untuk mengatasi jerawat adalah pil KB yang mengandung kombinasi progestin dan estrogen di dalamnya. Sebab pil KB yang mengandung progesteron justru dapat memicu timbulnya jerawat.

Menurut badan pengawas obat dan makanan Amerika, menyetujui penggunaan pil KB sebagai obat jerawat jika minimal berusia 14 atau 15 tahun, telah menstruasi, dan membutuhkan kontrasepsi hormonal. Hasil akan terlihat setelah 2 hingga 3 bulan penggunaan pil KB 

Amankah pil KB untuk jerawat?

Pil KB dinilai aman sebagai solusi mengatasi jerawat. Sayangnya, obat ini tidak cocok untuk semua wanita, Pil KB juga memiliki efek samping, yaitu:

  • Nyeri perut
  • Mual
  • Pusing
  • Nyeri kepala
  • Perut kembung
  • Muntah
  • Siklus menstruasi tidak teratur
  • Perubahan suasana hati
  • Melasma
  • Muncul bercak darah
  • Nyeri payudara
  • Pingsan
  • Berat badan tidak stabil

Kandungan dalam pil KB

Dalam pil KB terdapat beberapa kandungan yang baik untuk mengatasi jerawat, kandungan tersebut meliputi:

  • Kombinasi estrogen dan progesteron
  • Kombinasi etinil estradiol dan norethindrone
  • Kombinasi etinil estradiol dan norgestimate
  • Kombinasi etinil estradiol dan drospirenone

Tips mengkonsumsi pil KB untuk jerawat

Supaya kamu tidak salah konsumsi untuk mencegah dari jerawat yang parah, terapkan tips-tips berikut ini:

  • Mengikuti instruksi dokter
  • Bersabar menunggu hasil
  • Berkonsultasi dengan dokter kulit secara rutin
  • Menjaga pola tidur
  • Menjaga pola makanan

Nah, demikian penjelasan mengenai penggunaan pil KB untuk jerawat. Ternyata pil KB aman digunakan sebagai solusi mengatasi jerawat.

Penjelasan tentang Bintik Merah pada Kulit Bayi

Bintik merah pada kulit bayi tentu membuat para orang tua khawatir. Beberapa orang tua mungkin berpikir bahwa buah hatinya mengalami penyakit yang serius. Berikut ini adalah beberapa hal mengenai bintik merah pada kulit bayi yang perlu diketahui oleh setiap orang tua.

Ada beberapa hal yang mungkin menjadi gejala atau tanda ketika bintik merah pada kulit bayi kamu. Berikut ini adalah kondisi kesehatan tertentu yang berkaitan dengan bintik merah tersebut.

1. Jerawat Bayi

Jerawat pada bayi biasanya muncul dan berkembang sekitar 2-4 minggu setelah bayi tersebut lahir. Jerawat ini biasanya ditandai dengan adanya benjolan kecil atau bintik merah atau putih yang muncul di hidung, pipi, dan dahi bayi. Pada umumnya, jerawat bayi akan hilang dengan sendirinya dalam waktu sekitar 3 sampai dengan 4 bulan tanpa meninggalkan bekas di kulit.

Jerawat ini biasanya bisa sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Selain itu, fakta lain yang perlu kamu ketahui tentang jerawat ini adalah ia biasa disebut dengan jerawat neonatal dan biasa terjadi pada sekitar 20% bayi yang baru lahir. Jerawat bayi diketahui berbeda dengan jerawat infantil di mana komedo atau blackheads tidak muncul pada jerawat bayi.

Jerawat yang ditandai dengan adanya bintik merah pada kulit bayi ini biasanya hanya terjadi pada beberapa bulan pertama pada kehidupan bayi. Akan tetapi, jerawat infantil bisa bertahan hingga anak berusia 2 tahun. Jerawat infantil ini jauh lebih jarang terjadi daripada jerawat bayi.

Sampai saat tulisan ini dibuat, belum ada penjelasan yang rinci mengapa jerawat bayi bisa berkembang. Namun, beberapa peneliti percaya bahwa jerawat bayi ini disebabkan oleh hormon ibu ataupun hormon bayi itu sendiri.

Jerawat bisa menjadi lebih terasa jika bayi sedang rewel atau menangis. Kain kasar juga disebut bisa mengiritasi jerawat, seperti halnya air liur atau muntahan yang tertinggal di wajah.

Pada umumnya, tanda bintik merah pada kulit bayi ataupun gejala lain yang disebabkan oleh adanya jerawat bayi bisa diredakan dengan perawatan rumah yang teratur. Perawatan tersebut dapat berupa mencuci wajah bayi setiap hari dengan air hangat. Selain itu, orang tua juga bisa mencoba menggunakan sabun dengan bahan yang lembut dan tak beraroma.

Baca juga: Inversio uteri adalah

2. Ruam Panas Bayi

Ruam panas bayi (baby heat rash) biasanya terjadi ketika kelenjar keringat bayi mengalami penyumbatan dan menjebak keringat di bawah kulit. Kondisi ini paling sering nampak dan terlihat dalam cuaca hangat atau ketika bayi menggunakan pakaian yang berlebihan.

Gejala ruam panas ini bisa terlihat dalam berbagai bentuk. Gejala pertama adalah adanya benjolan ataupun bintik merah pada kulit bayi. Biasanya, benjolan atau bintik merah pada kulit bayi ini muncul di bagian bahu, kepala, leher, hingga dada bayi. Selain itu, ruam panas bisa menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit bayi yang teriritasi.

Kamu bisa mencegah terjadinya ruam panas pada bayi dan menghindari gejalanya, seperti bintik merah pada kulit bayi, dengan cara memberikan pakaian yang lebih ringan untuk memastikan bayi tidak terlalu kepanasan. Selain itu, pastikan udara di sekitar bayi tetap sejuk, aman, dan nyaman.

Apabila ruam panas sudah terjadi dan sudah muncul gejala bintik merah pada kulit bayi, maka kamu bisa menggunakan sabun pembersih kulit sensitif untuk bayi ketika mandi. Apabila kondisi tidak membaik, kamu bisa mengonsultasikan kondisi tersebut kepada dokter.